Presiden China Xi Jinping telah memperingatkan Amerika Serikat (AS) agar tidak memulai kembali perang dagang. Ia mengatakan bahwa “tidak akan ada pemenang” dalam perang tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan Xi selama pertemuan dengan para pimpinan beberapa lembaga keuangan global, termasuk Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (10/12/2024).
“Perang tarif, perang dagang, dan perang teknologi bertentangan dengan tren historis dan hukum ekonomi, dan tidak akan ada pemenang,” kata Xi menurut penyiar negara CCTV, seperti dikutip CNN International.
“Membangun ‘halaman kecil dengan tembok tinggi’ dan ‘memisahkan dan memutus rantai’ akan merugikan orang lain dan tidak menguntungkan diri sendiri. China selalu percaya bahwa hanya ketika China baik, dunia dapat menjadi baik. Hanya ketika dunia dalam keadaan baik, China dapat menjadi lebih baik,” imbuhnya.
Minggu lalu, pemerintahan Joe Biden mengumumkan putaran ketiga pembatasan ekspor dalam beberapa tahun terakhir yang membatasi akses Beijing ke dua lusin jenis peralatan pembuatan semikonduktor dan chip memori canggih, serta memberlakukan kontrol pada lebih dari 100 perusahaan China.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan telah menggunakan frasa “halaman kecil dan pagar tinggi” untuk menggambarkan strategi yang memungkinkan sebagian besar perdagangan dengan China berjalan normal sambil memberlakukan pembatasan pada beberapa barang, khususnya produk berteknologi tinggi seperti semikonduktor, yang dianggap memiliki aplikasi militer.
Bulan lalu, Donald Trump mengatakan China akan menghadapi tarif yang lebih tinggi atas barang-barangnya, sebesar 10% di atas tarif yang ada, hingga negara itu mencegah aliran obat-obatan terlarang ke AS.
Dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada Minggu di NBC, presiden terpilih tersebut mengatakan bahwa ia dan Xi telah “berkomunikasi satu sama lain” beberapa hari sebelumnya. Ketika ditanya tentang diskusi tersebut pada pengarahan rutin, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China tidak secara langsung mengonfirmasi atau membantahnya.
China mengandalkan ekspor, khususnya ke mitra dagang utama seperti Amerika Serikat, sebagai mesin utama pertumbuhan karena permintaan domestik merosot akibat sejumlah masalah ekonomi. Pada Selasa, data resmi menunjukkan bahwa ekspor turun tajam, dan impor secara tak terduga menyusut bulan lalu.
Ekspor tumbuh hanya 6,7% pada November. Angka tersebut jauh lebih lemah dari perkiraan 8,5% oleh sekelompok ekonom yang disurvei oleh Reuters dan jauh lebih rendah dari peningkatan 12,7% pada Oktober.