Fenomena microsleep atau tidur singkat saat berkendara menjadi perhatian serius dalam keselamatan lalu lintas termasuk jelang mudik Lebaran. Data 2024 menunjukkan bahwa sekitar 35% kecelakaan disebabkan oleh microsleep. Bahkan, jika frekuensi microsleep mencapai lebih dari 50% dalam rentang waktu empat menit, potensi kecelakaan meningkat hampir 100%.
Microsleep adalah periode tidur sangat singkat atau tidur kurang dari 30 detik yang sering kali terjadi tanpa disadari. Ini disebabkan karena hanya sebagian kecil otak yang masih menerima rangsangan.
“Microsleep dipicu oleh dua hal utama, yaitu kelelahan dan kurang tidur,” jelas dokter spesialis saraf RSUI, dr Winnugroho Wiratman, Sp.S., Ph.D., dikutip website resmi UI.
Ia menambahkan bahwa kelompok yang rentan mengalami microsleep antara lain lansia, penderita demensia, mereka yang memiliki kualitas tidur buruk, serta individu dengan riwayat cedera kepala. Microsleep dapat ditandai dengan tatapan kosong, kepala tiba-tiba menunduk, tubuh tersentak, hingga kehilangan memori dalam 1-2 menit terakhir.
Gejala lain termasuk sering menguap, kelopak mata sulit terbuka, hingga sering berkedip. “Kalau tanda-tanda ini muncul, sebaiknya jangan dipaksakan melanjutkan aktivitas. Beristirahat 15-20 menit jauh lebih baik untuk keselamatan,” katanya.
Cara mencegah microsleep
Untuk mencegah microsleep, dr Winnugroho menyarankan pengemudi melakukan beberapa cara seperti mengajak bicara teman seperjalanan, mengkonsumsi minuman berkafein, serta mendengarkan musik yang membangkitkan semangat. Jika cara tersebut tidak efektif, sebaiknya konsultasi ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan terapi lebih lanjut.
Ia menegaskan bahwa microsleep bukanlah penyakit, sehingga tidak perlu buru-buru mencari obat. Microsleep itu, kata ia, bukan penyakit, jadi tidak perlu panik dan cari dulu penyebabnya, biasanya karena tubuh kurang istirahat.
Pola tidur yang teratur juga menjadi kunci untuk menghindari microsleep. Dokter menayarankan hindari aktivitas komunikasi menjelang tidur dan pastikan tidur cukup di malam hari. Dr Winnugroho mengingatkan bahwa sekitar tiga jam sebelum waktu tidur, tubuh mulai rentan mengalami kantuk berat. Oleh karena itu, para pengemudi jarak jauh disarankan beristirahat di rest area untuk menghindari risiko.
“Keselamatan berkendara tidak ditentukan oleh kecepatan, tapi kondisi tubuh pengemudi. Jangan paksakan menyetir saat tubuh tidak prima, karena itu bisa membahayakan nyawa sendiri dan orang lain,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui ada dua bankir Bank Mandiri yang ditunjuk menjadi pengurus Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), yaitu Rohan Hafas dan Agus Dwi Handaya.
Sementara itu, Darmawan Junaidi masih tetap berada di kursi direktur utama. Pergantian terjadi pada posisi wakil direktur utama, di mana Alexandra Askandar diganti oleh Riduan. Kemudian ada direksi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang bergabung, yakni Novita Widya Anggraini. Selain itu juga ada direksi PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang bergabung, yaitu Ari Rizaldi.
Selengkapnya, berdasarkan keputusan RUPST pada 25 Maret 2025, berikut jajaran direksi Bank Mandiri:
Direktur Utama: Darmawan Junaidi
Wakil Direktur Utama: Riduan
Direktur Commercial Banking: Totok Priyambodo
Direktur Treasury & International Banking: Ari Rizaldi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah tidak melihat pergerakan kurs secara harian.
“Ya kita kan monitor, bukan cuma daily,” kata Airlangga di kantornya, Jakarta, Selasa (25/3/2025)
Meski begitu, ia memastikan pemerintah akan terus menjaga fundamental ekonomi Indonesia terus kuat. Ini sebagai salah satu langkah untuk memperkuat kepercayaan pelaku pasar keuangan terhadap Indonesia.
Selain itu, ia menegaskan, pemerintah juga menyerahkan sepenuhnya tugas stabilisasi kurs kepada Bank Indonesia (BI).
“Tentu kita tetap jaga fundamental ekonomi kan kuat, terkait rupiah tentu kami percaya teman-teman di BI akan terus bekerja di situ,” tuturnya.
Sebagai informasi, rupiah sempat ambruk terhadap dolar AS pada 25 Maret 2025 pukul 09:32 WIB sebesar 0,54% di angka Rp16.640/US$, berdasarkan data Refinitiv.
Berdasarkan catatan tim riset CNBC Indonesia, posisi ini merupakan yang terparah sepanjang sejarah, bahkan melewati titik terendahnya pada intraday 23 Maret 2020 yang menyentuh posisi Rp16.620/US$.
Namun, leve intraday ini belum melewati posisi 1998 yang sempat menyentuh level Rp16.800/US$ di intraday 17 Juni.
Masyarakatnya aktif berbagi, baik melalui donasi langsung, wakaf, maupun pembayaran zakat. Tradisi ini mengakar kuat dalam budaya dan ajaran keagamaan, menjadikan Indonesia sebagai contoh nyata solidaritas sosial.
Namun, ada ironi yang mencolok di balik prestasi ini. Meskipun semangat berbagi begitu tinggi, ketimpangan ekonomi tetap menjadi persoalan serius yang belum terselesaikan.
Sementara sebagian kecil elite menikmati kekayaan yang terus bertambah, jutaan rakyat Indonesia masih berjuang memenuhi kebutuhan dasar mereka. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi zakat yang luar biasa besar. Menurut Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), potensi zakat di Indonesia mencapai Rp327 triliun per tahun.
Namun, angka ini masih jauh dari realisasi yang ada, di mana dana zakat yang berhasil dihimpun hanya sekitar Rp90 triliun. Kesenjangan ini mencerminkan betapa sistem pengelolaan zakat di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan.
Di sisi lain, ketimpangan ekonomi terus melebar. Data menunjukkan bahwa kekayaan tiga orang terkaya di Indonesia meningkat hingga 174% dalam beberapa tahun terakhir, sementara di waktu yang sama, jutaan masyarakat tetap berada dalam kondisi miskin dan rentan.
Ekonom Islam terkemuka, Muhammad Umer Chapra, telah lama menekankan bahwa sistem ekonomi yang sehat membutuhkan distribusi kekayaan yang lebih adil. Dalam pandangan ekonomi Islam, zakat bukan hanya sekadar bentuk ibadah individu, tetapi juga instrumen ekonomi yang berperan dalam redistribusi kesejahteraan.
Jika dikelola dengan baik, zakat dapat menjadi alat untuk mempersempit kesenjangan sosial serta menciptakan keseimbangan ekonomi yang lebih inklusif. Sayangnya, di Indonesia, potensi besar ini masih belum mampu menjawab tantangan ketimpangan secara optimal.
Salah satu alasan utama mengapa zakat belum memberikan dampak maksimal dalam menekan ketimpangan adalah lemahnya tata kelola dan manajemen distribusi dana zakat. Saat ini, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat masih relatif rendah.
Banyak individu lebih memilih menyalurkan zakat mereka secara langsung kepada penerima manfaat, dibandingkan mempercayakannya kepada lembaga resmi. Hal ini terjadi karena masih adanya anggapan bahwa institusi zakat kurang transparan dan belum cukup profesional dalam mengelola dana umat.
Selain itu, sebagian besar dana zakat yang terkumpul lebih sering digunakan untuk bantuan konsumtif jangka pendek, seperti santunan atau bantuan tunai, daripada program pemberdayaan yang bersifat jangka panjang. Akibatnya, zakat hanya menjadi solusi sementara dan tidak memberikan dampak yang berkelanjutan dalam mengangkat mustahik (penerima zakat) keluar dari lingkaran kemiskinan.
Fragmentasi kelembagaan juga menjadi tantangan besar dalam sistem pengelolaan zakat di Indonesia. Terlalu banyak lembaga zakat yang beroperasi tanpa koordinasi yang efektif, sehingga distribusi dana menjadi tidak efisien dan sering kali tumpang tindih.
Di beberapa daerah, program zakat yang dijalankan oleh satu lembaga bisa saja bertabrakan dengan program dari lembaga lain, sementara di daerah lain justru kekurangan intervensi yang memadai. Ketidakseimbangan ini menunjukkan bahwa sistem pengelolaan zakat perlu reformasi menyeluruh agar dapat berjalan lebih efektif dan tepat sasaran.
Untuk menjawab tantangan ini, Indonesia perlu melakukan modernisasi dalam tata kelola zakat agar lebih profesional dan transparan. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah meningkatkan standar audit keuangan dan syariah pada setiap lembaga pengelola zakat.
Dengan adanya mekanisme pengawasan yang lebih ketat, kepercayaan publik terhadap lembaga zakat dapat meningkat, sehingga penghimpunan dana zakat bisa lebih maksimal. Selain itu, modernisasi dalam pengelolaan zakat juga mencakup penggunaan teknologi digital.
Dengan sistem digital yang terintegrasi, pengumpulan, distribusi, serta pelaporan zakat dapat dilakukan secara lebih transparan dan efisien, memudahkan masyarakat untuk melihat langsung bagaimana dana mereka digunakan.
Lebih dari sekadar transparansi, reformasi zakat di Indonesia juga perlu berfokus pada perubahan paradigma distribusi zakat. Selama ini, mayoritas zakat diberikan dalam bentuk bantuan konsumtif yang hanya bersifat sementara.
Padahal, untuk menciptakan dampak yang lebih besar, zakat perlu diarahkan ke program pemberdayaan ekonomi. Model zakat produktif, yang mengalokasikan dana untuk pengembangan usaha kecil, pelatihan keterampilan, atau program ekonomi berbasis komunitas, terbukti lebih efektif dalam mengurangi kemiskinan.
Beberapa negara telah berhasil menerapkan sistem zakat produktif dengan baik. Lembaga Zakat Selangor (LZS) di Malaysia, misalnya, berhasil mengurangi tingkat kemiskinan di Selangor dari 3,2% pada 2010 menjadi 1,7% pada 2020 melalui program zakat berbasis pemberdayaan ekonomi.
Di Indonesia sendiri, BAZNAS melalui Zakat Community Development (ZCD) telah menunjukkan bagaimana model zakat produktif dapat mengubah kehidupan mustahik. Dalam lima tahun terakhir, program ini telah memberdayakan 607 desa dengan total penerima manfaat mencapai 1,2 juta orang.
Menariknya, sekitar 43% mustahik yang sebelumnya menerima zakat kini telah bertransformasi menjadi muzakki (pemberi zakat). Keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan sistem pengelolaan yang lebih baik, zakat dapat menjadi katalis bagi perubahan sosial yang lebih luas.
Selain modernisasi dan pergeseran ke zakat produktif, reformasi zakat juga membutuhkan sistem pengukuran dampak yang lebih komprehensif. Saat ini, banyak lembaga zakat yang belum memiliki indikator kinerja yang jelas dalam menilai efektivitas program mereka.
Tanpa sistem evaluasi yang kuat, sulit untuk mengetahui apakah zakat benar-benar memberikan manfaat yang maksimal bagi penerima. Oleh karena itu, lembaga zakat di Indonesia perlu menerapkan standar pengukuran dampak sosial-ekonomi yang lebih jelas, termasuk evaluasi berkala terhadap program-program yang dijalankan.
Pada akhirnya, reformasi dalam sistem pengelolaan zakat bukan hanya sekadar upaya administratif, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam membangun keadilan sosial dan ekonomi di Indonesia.
Seperti yang diungkapkan oleh Chapra, zakat bukan hanya rukun Islam, tetapi juga fondasi ekonomi yang berkeadilan. Indonesia tidak boleh berhenti hanya sebagai negara yang dermawan, tetapi harus berkembang menjadi negara yang mampu mengelola kedermawanan ini untuk menciptakan kesejahteraan yang lebih merata.
Dengan reformasi institusional yang menyeluruh, modernisasi tata kelola, dan fokus pada pemberdayaan ekonomi, zakat bisa menjadi solusi nyata untuk menjembatani paradoks antara kedermawanan yang tinggi dan ketimpangan yang masih menganga.
Foto: Presiden Joko Widodo dalam Peresmian Jalan Tol Ruas Pekanbaru – Padang, Seksi Pekanbaru – Bangkinang, 4 Januari 2023. (Dok. Hutama Karya)
Menghadapi lonjakan trafik kendaraan selama arus mudik Lebaran 2025, PT Hutama Karya (Persero) menyiapkan strategi untuk memastikan kelancaran perjalanan melalui pengoperasian sejumlah ruas jalan tol fungsional. Tol fungsional adalah jalan bebas hambatan darurat yang dibuka secara sementara untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas kendaraan saat waktu tertentu dengan melihat kondisi dan pelaksanaan konstruksinya di lapangan.
Adapun ruas-ruas adalah Jalan Tol Sigli – Banda Aceh Seksi 1 Padang Tiji – Seulimeum (25,68 Km), Jalan Tol Pekanbaru – Padang Seksi Sicincin – Padang (35,90 Km), dan Jalan Tol Palembang – Betung Seksi 2 Gerbang Tol Rengas/Musi Landas – Pangkalan Balai (30,67 Km).
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim menjelaskan pengoperasian ruas fungsional ini disesuaikan dengan kondisi lalu lintas dan berdasarkan diskresi Kepolisian.
“Kami berkomitmen untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan fasilitas, sehingga perjalanan mudik dapat berlangsung dengan tenang dan menyenangkan,” ungkap Adjib dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/3/2025).
Pengoperasian ruas jalan tol fungsional oleh Hutama Karya selama arus mudik Lebaran 2025 membawa manfaat signifikan dalam menghemat waktu tempuh pengguna jalan. Jalan Tol Sigli – Banda Aceh Seksi 1 (Padang Tiji – Seulimeum) memangkas perjalanan dari Sigli menuju Banda Aceh dari 2,5 jam menjadi hanya 1,5 jam.
Jalan Tol Padang – Sicincin meningkatkan efisiensi waktu perjalanan antar kota di Sumatera Barat, termasuk membantu masyarakat Bukittinggi yang ingin pulang kampung dengan memangkas waktu tempuh dari Bandara Internasional Minangkabau menuju Bukittinggi secara lebih efisien. Sementara itu, Jalan Tol Palembang – Betung Seksi 2 Gerbang Tol Rengas/Musi Landas – Pangkalan Balai diharapkan dapat mengurangi kepadatan volume lalu lintas pemudik pada jalan nasional dan menghindari titik potensi kemacetan jalan nasional Palembang Betung KM 22 – KM 54.
Untuk mendukung kelancaran fungsional, Hutama Karya menyediakan fasilitas seperti toilet portable, SPBU Modular atau bahan bakar kemasan, mushola, pos kesehatan, dan pos pengamanan. Selain itu, ruas tol fungsional ini juga dilengkapi sejumlah struktur fisik utama untuk mendukung kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Pertamina melakukan peninjauan secara langsung Pasokan dan distribusi BBM ke SPBU 24.302.129 Palembang, Sumatera Selatan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pemantauan kualitas BBM produk Pertamina selama berlangsungnya Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025 di Provinsi Sumatera Selatan, pada Jumat (21/3/2025).
Selain memantau kelancaran distribusi, tim juga melakukan pengecekan terhadap kualitas BBM guna memastikan standar yang ditetapkan tetap terjaga. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menegaskan bahwa standar distribusi BBM sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Kami telah melakukan pengecekan volume dan spesifikasi BBM menggunakan tim dari Lemigas. Hasilnya, volume BBM yang dijual di SPBU sesuai standar, yakni 1 liter sama dengan 1000 ml,” jelas Dadan, dikutip Sabtu (22/3/2025).
Pada kesempatan yang sama, General Manager Pertamina Patra Niaga Sumatera Bagian Selatan, Erwin Dwiyanto menyampaikan, Pertamina telah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan energi selama musim mudik.
“Kami juga telah mengantisipasi titik-titik rawan macet dengan menyiapkan mobil tangki siaga, SPBU modular di beberapa lokasi yang belum memiliki SPBU permanen, serta 9 unit motor BBM untuk menjangkau wilayah yang sulit diakses kendaraan besar,” tambahnya.
Untuk menjaga pasokan BBM, Pertamina Patra Niaga region Sumatera Bagian Selatan juga menyiagakan seluruh infrastruktur meliputi 10 terminal BBM, 673 SPBU, layanan tambahan BBM di jalur potensial meliputi jalur tol, jalur wisata, dan jalur lintas utama, berupa 144 SPBU Siaga, 8 titik layanan BBM & Kiosk Pertamina Siaga dan 15 Unit Mobil Tanki standby serta 2 unit serambi MyPertamina.
Selain itu, bagi pemudik melalui transportasi udara, Pertamina Patra Niaga Sumatera Bagian Selatan juga menyediakan layanan Serambi MyPertamina di area Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan. Pemudik dapat menikmati tempat istirahat Serambi My Pertamina secara gratis di area Bandara seperti area fasilitas bermain game anak, kursi refleksi dan penawaran MyPertamina.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina terus berkomitmen memberikan layanan BBM maupun fasilitas pendukung lain seperti Serambi MyPertamina, yang dapat dinikmati bagi pemudik transportasi darat maupun transportasi udara.
Berdasarkan data Investing, harga kopi acuan AS melonjak 55,8% sejak November 2024 hingga Maret 2025. Hal ini berpotensi untuk membuat harga bahan baku meningkat dan berpotensi mengikis margin perusahaan kopi.
Meskipun demikian, FORE memiliki jurus sendiri dalam memitigasi kenaikan dan fluktuasi harga kopi global dengan sistem kontrak.
“Kita lakukan kontrak dengan supaya kita jadi seperti yang Bapak tahu, biji kopi itu adalah salah satu komoditas global, jadi harganya fluktuatif, ucap direktur FORE Mohammad Fahmi Rachmattulah dalam Investor Gathering di Sudirman, Jakarta pada Jumat (21/3/2025).
Berdasarkan prospektus perusahaan, jumlah beban pokok penjualan mengalami kenaikan sebesar Rp167,21 miliar atau 147,17% dari sebesar Rp113,61 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2023 menjadi Rp280,82 miliar untuk periode yang sama tahun 2024.
Kenaikan beban pokok penjualan terutama disebabkan oleh kenaikan beban pokok persediaan sebesar Rp145,51 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2024 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, sehubungan dengan peningkatan penjualan.
Foto: Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia sidak kualitas BBM SPBU Pertamina di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Rabu (19/3/2025). (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)
Besarnya dana yang dikocek pemerintah tersebut harus diikuti dengan penyaluran BBM yang tepat sasaran diterima oleh masyarakat yang membutuhkan.
“Ini (penyaluran BBM subsidi) yang harus dijaga. Karena apa? Ini kan disubsidi oleh negara. Jadi subsidi kita itu satu tahun, bensin ya atau Pertalite dengan Solar itu Rp 150 triliun tergantung harga minyak dunia,” beber Bahlil saat melakukan sidak kualitas BBM di salah satu SPBU Pertamina, Banjarmasin Kalsel, Rabu (19/3/2025).
Salah satu cara agar BBM yang disubsidi negara tersebut bisa tepat sasaran adalah dengan penggunaan barcode yang hanya dimiliki oleh masyarakat yang membutuhkan saat melakukan transaksi pembelian BBM.
“Nah ini biasanya kalau orang, kenapa dipakai barcode? Karena kalau tidak, subsidi ini disalahgunakan,” imbuhnya.
Meski dinilai masih belum sempurna, pihaknya terus melakukan penataan penyaluran BBM bersubsidi di dalam negeri agar lebih tepat sasaran.
“Jadi Ibu Kepala BPH Migas ini memakai barcode ini untuk memastikan subsidi-nya tepat sasaran itu pun masih ada yang belum yang tidak semuanya sempurna masih kita tetap penataan,” tutupnya.
Menteri UMKM Maman Abdurrahman menjabarkan target penyaluran KUR tahun ini sebesar Rp 300 triliun dengan penyaluran kepada sektor produksi sebesar 60%.
Lalu pemerintah membidik target debitur baru 2,34 juta orang, target debitur graduasi 1,17 juta orang, dan kredit di bawah Rp 100 juta tanpa agunan tambahan.
“Artinya, hari ini kami dari Kementerian UMKM, berdasarkan amanah dari Komite Pembiayaan UMKM, inilah ada lima target kami,” ujarnya dalam rapat bersama Komisi VII di gedung DPR RI Jakarta, Selasa (18/3).
Maman mengungkapkan, realisasi KUR sepanjang tahun 2024 sebesar Rp 282,4 triliun. Capaian tersebut melebihi target Kementerian yang sebesar Rp 280 triliun. Jika dilihat sejak 2015 hingga tahun 2024, penyaluran KUR tertinggi pada tahun 2022.
“Karena kita sama-sama tahu bahwa ada situasi Covid-19 waktu itu yang tentunya perlu di top up untuk mengamankan sektor menengah ke bawah. Dan tahun 2024 kemarin, kita kurang lebih sekitar Rp282 triliun dari target realisasi dan target,” ucapnya.
Maman melanjutkan, dari total realisasi penyaluran KUR yang sebesar Rp 282,4 triliun tersebut, disalurkan kepada lebih Rp4,94 juta debitur. Debutur tersebut terbagi menjadi dua, yaitu 57,8% atau sebesar Rp163 triliun di sektor produksi dan 42% atau Rp119 triliun di sektor non produksi.
“Di mana target kita untuk penyaluran di sektor produksi itu 60%. Artinya apa Saya sampaikan tahun 2024 kemarin kita masih kurang lebih sekitar 2%an, kurang dari target 60%,” ucapnya.
Hal itu terlihat dari pantauan CNBC Indonesia di Central Tanah Abang (CTA), hari ini, Senin (17/3/2025). Pedagang mengungkapkan, jumlah pengunjung hari ini memang masih lebih rendah dibandingkan akhir pekan kemarin.
Namun, kondisi ini lebih baik dibandingkan beberapa waktu lalu di mana pengunjung yang datang tidak sebanyak saat ini. Hal ini, sebutnya, membawa kabar baik, omzet pedagang mulai naik.
“Sekarang sudah mulai ramai pembeli, apalagi pas akhir pekan kemarin lebih ramai lagi,” kata Badri, seorang pedagang di Central Tanah Abang.
“Dibandingkan normal naiknya lumayan, ada yang naik 20%. Saya tanya-tanya pedagang lain ada yang naiknya lebih besar sekitar 30% juga ada,” kata Badri.
Sementara itu pedagang lainnya Arifin mengaku ada beberapa jenis pakaian yang lebih banyak dicari saat ini, di antaranya baju koko serta gamis. Pakaian tersebut umumnya digunakan untuk Hari Raya nanti.
“Saya sendiri jual batik, tapi sekarang yang lebih banyak dicari ya baju koko, kalau hari-hari biasa gak dicari sebanyak ini,” ungkapnya.
Di sisi lain, Ia mengaku berjualan saat ini penuh tantangan akibat masifnya penjualan online. Pedagang dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan zaman lewat penjualan daring, namun tidak semua pedagang terbiasa.
“Jualan online via WA aja, kalau bikin toko saya belum paham, akhirnya yang belanja ke saya banyak langganan yang sebelumnya biasa ambil lusinan,” ujarnya.