Iron-Steel Summit & Exhibition (ISSEI) dipastikan akan digelar pada 21-23 Mei 2025 mendatang di Jakarta Convention Center (JCC). ISSEI merupakan pameran dan seminar tahunan baja terbesar di Indonesia yang sudah diselenggarakan sejak 2022 oleh The Indonesian Iron Steel Industry Association (IISIA).
Ketua Pelaksana ISSEI, Noor Fuad mengatakan, ISSEI 2025 diharapkan menjadi platform untuk menjalin kerja sama strategis antara pelaku industri baja. Bukan hanya itu, ajang tersebut dapat menjadi sarana berkomunikasi antara pelaku industri maupun regulator.
“Sarana untuk berkomunikasi, untuk mendapatkan pengetahuan dari pelaku industri,” ujar dia dalam acara Launching Ceremonial ISSEI 2025, Rabu (18/12/2024).
Perlu diketahui, ISSEI 2025 akan membahas tantangan industri baja serta mencari solusi berkelanjutan sekaligus menciptakan sinergi kuat untuk mendukung perkembangan industri baja demi mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. Untuk itu, peningkatan kemampuan dan pengembangan industri baja nasional berbasis teknologi maju 4.0 dengan dukungan infrastruktur yang baik diharapkan akan meningkatkan daya saing dan kualitas produk industri serta memiliki kemampuan bersaing di pasar global.
Lebih lanjut, penguatan kemampuan pasokan industri baja nasional akan mendorong pertumbuhan industri konstruksi dan manufaktur nasional serta menjadi infrastruktur pendukung kekuatan ekonomi Indonesia serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan demi mewujudkan kemandirian bangsa dengan memperkokoh industri dalam negeri.
Adapun tujuan gelaran ISSEI 2025 ini untuk meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Kemudian, membangun kerja sama antar industri nasional dalam penggunaan material konstruksi produksi dalam negeri.
Tak hanya itu, forum ini juga ditujukan sebagai ajang pertemuan antara produsen industri baja dalam negeri dengan pemangku kepentingan dan meningkatkan utilisasi kapasitas industri baja nasional.
Dengan begitu, ia menargetkan 10.000 pengunjung untuk menghadiri acara ISSEI 2025 dan minimal 200 perusahaan berpartisipasi dalam acara ini.
Sementara itu, Secretary General of South East Asia Iron & Steel Institute (SEAISI), Yeoh Wee Jin mengatakan, melalui partisipasi pejabat pemerintah, pembicara ahli berpotensi mendukung berbagai menuju low carbon future bagi industri baja di Asia.
“Acara ini (ISSEI 2025) akan dilaksanakan di Jakarta Convention Center dari 21-23 Mei 2025. Ini akan menjadikan platform unik untuk membahas isu-isu, mengeksplorasi teknologi inovatif, dan mendiskusikan solusi untuk masa depan,” jelasnya.
Chairman Indonesian Iron Steel Industry Association (IISIA), Muhammad Akbar menambahkan, ISSEI 2025 menjadi ajang krusial yang akan membuktikan bahwa industri baja nasional masih eksis di tengah kondisi geopolitik yang ada saat ini.
“Dengan dampak ekonomi, multiplier effect daripada dukungan daripada negara, multiplier effect daripada industri manufacturing, mewujudkan ketahanan industri, ini tidak kalah besarnya, tidak kalah cepatnya dibanding industri-industri lain,” ungkap dia.
Di samping itu, sosok Direktur Utama Krakatau Steel yang baru diangkat ini juga berharap ada regulasi yang bisa membantu menyehatkan iklim ekosistem baja nasional.
“Yang paling perlu adalah dukungan bagaimana mengatur ekosistem tata niaga impor itu paling utama sehingga kami yakin kolaborasi kementerian teknis, perindustrian, perdagangan, dan Kemenko Ekuin bisa mengeluarkan satu regulasi untuk bisa menyehatkan iklim ekosistem baja nasional ini harapan kami,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengatakan, pihaknya berharap agar ISSEI 2025 bisa mengidentifikasi peluang-peluang baru untuk mencapai pertumbuhan industri baja nasional. Melalui acara ini, semua pihak dapat mendiskusikan berbagai macam solusi yang inovatif untuk menjawab tantangan global serta mempercepat penguatan ekosistem industri baja di Indonesia.
“Kami berharap Iron-Steel Summit & Exhibition ini dapat menjadi pelakon strategis berbagi pengetahuan dan memperkenalkan teknologi terbaru, mendorong menciptakan kemitraan kuat antara industri, pemerintah, agrisisi, dan masyarakat, mengidentifikasi peluang-peluang baru untuk mencapai pertumbuhan industri baja nasional,” tandas Faisol Riza.