Dalam 3-5 tahun ke depan, diprediksi setidaknya 200.000 pekerjaan di Wall Street akan hilang. Laporan dari survei Bloomberg Intelligence mengatakan PHK tersebut karena AI akan makin terintegrasi dalam alur kerja.
Survei itu menyebutkan banyak Chief Information Technology memperkirakan 3% pekerjaan akan dipangkas dalam beberapa tahun ke depan. Satu dari empat yang disurvei mengatakan akan ada PHK pada 5-10% jumlah karyawan perusahannya.
Ada beberapa pekerjaan yang berisiko dengan adanya AI. Penulis laporan Tomasz Noetzel yang juga analis mengatakan peran back office, middle office, dan operasional paling berisiko.
Penyebabnya ketiga peran itu melakukan tugas yang rutin dan berulang. Jadi bisa digantikan oleh teknologi otomasi yang dapat meningkatkan efisiensi, dikutip dari Tech Radar, Selasa (4/2/2025).
Meski begitu, dia meyakini AI tidak menghilangkan semua pekerjaan. Teknologi itu akan merubah dunia kerja yang ada sekarang.
“AI tidak akan menghilangkan sepenuhnya, namun mengarah pada transformasi tenaga kerja,” ucapnya.
Sementara itu, laporan juga mengungkapkan efisien yang ditingkatkan akan mengurangkan biaya signifikan bagi bank. Laba sebelum pajak pada 2027 diperkirakan 12-17% lebih tinggi dari sekarang.
Dalam survei yang sama, empat dari lima orang mengatakan AI bakal meningkatkan produktivitas dan juga pendapatan. Setidaknya mencapai 5% dalam tiga hingga lima tahun.
Pada 2018, dengan penerapan tarif yang besar-besaran dan ancaman berkelanjutan dari kedua belah pihak, hubungan ekonomi antara kedua negara besar ini mengalami turbulensi yang jauh dari selesai meskipun berbagai kesepakatan damai telah dicapai.
Perang dagang yang dicanangkan oleh Presiden Donald Trump terhadap China pada 2018 bukanlah hal yang baru dalam sejarah hubungan perdagangan internasional.
Trump mengklaim bahwa China telah menguntungkan dirinya melalui praktik perdagangan yang tidak adil, menyebabkan defisit perdagangan yang besar bagi AS. Pemberlakuan kenaikan tarif impor karena defisit perdagangan AS dengan China terus membengkak.
Berbeda dengan kebijakan-kebijakan sebelumnya yang berfokus pada diplomasi ekonomi, Trump memilih jalur konfrontasi dengan mengenakan tarif terhadap produk-produk China, mulai dari baja dan aluminium hingga produk-produk teknologi canggih.
Ini adalah upaya untuk memaksa China mengubah kebijakan internalnya terkait pencurian kekayaan intelektual dan transfer teknologi yang tidak adil.
Tarif impor yang pertama kali diberlakukan pada Januari 2018 menandai dimulainya periode ketegangan baru. Tarif senilai US$60 miliar pun diumumkan, yang langsung dibalas oleh China dengan mengenakan tarif pada barang-barang AS.
Seiring berjalannya waktu, konflik ini semakin membesar dengan tarif tambahan yang dikenakan kedua negara. Pada 2019, AS bahkan mengancam untuk mengenakan tarif tambahan terhadap produk-produk China senilai US$300 miliar, sementara China juga meningkatkan tarif pada produk-produk AS.
Sejarah Perang Dagang AS-China, Dari Perang Tariff ke Tarik Ulur Perdagangan Global
Namun, perang dagang ini tidak dimulai oleh Trump. Sejarah ketegangan perdagangan antara AS dan China jauh lebih panjang.
Sebelum Trump mengambil langkah drastis pada 2018, keluhan tentang perdagangan tidak seimbang antara kedua negara sudah ada sejak lama.
Pada 2014, Trump sudah menyuarakan kekesalannya melalui media sosial, menegaskan bahwa China bukan teman baik AS dan bahwa praktik perdagangan negara itu merugikan AS. Bahkan dalam kampanye presiden 2016, China menjadi isu utama yang digunakan Trump untuk menarik perhatian pemilih.
Namun, kesulitan dalam menyelesaikan perselisihan ini telah terjadi sejak dekade-dekade sebelumnya. AS kerap mengeluhkan China tentang masalah-masalah seperti subsidi negara untuk industri-industri tertentu, manipulasi mata uang, dan kebijakan perdagangan yang tidak transparan.
Pada 2001, setelah China bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), ada harapan bahwa China akan mengikuti aturan-aturan perdagangan internasional. Sayangnya, banyak yang merasa bahwa China tidak sepenuhnya mematuhi prinsip-prinsip ini, yang kemudian menjadi bahan bakar ketegangan.
Ketika Trump memulai perang tarifnya, dampaknya tidak hanya terasa di AS dan China. Konflik ini memengaruhi pasar global, mengubah rantai pasokan internasional, dan membuat harga barang-barang konsumen melonjak. Sektor-sektor seperti pertanian, otomotif, dan teknologi di AS menjadi sasaran utama dari kebijakan tarif tersebut.
Petani AS, misalnya, merasakan dampak berat dari tarif yang diterapkan oleh China terhadap produk-produk pertanian AS yang bernilai miliaran dolar. Begitu juga dengan industri teknologi yang mengandalkan pasokan komponen dari China.
Selain itu, ada juga dampak yang lebih luas terhadap ekonomi global. Negara-negara yang terhubung erat dalam perdagangan dengan kedua negara besar ini, seperti Jepang dan negara-negara Uni Eropa, juga merasakan dampak.
Dampak ke RI
Indonesia juga dapat terdampak atas kebijakan tarif Trump. Jika tarif ini tidak berjalan dengan baik atau berdampak buruk bagi banyak negara di dunia, maka ekonomi Indonesia berpotensi terkena imbasnya dan akan mengalami kesulitan. Pasalnya ekspor barang Indonesia ke China maupun yang langsung ke AS akan menjadi semakin mahal.
Sebagai catatan, ekspor Indonesia ke AS melonjak 15,3% di era Trump dari US$16,14 miliar pada 2016 menjadi US$18,62 miliar pada akhir 2020. Kenaikan ini lebih tinggi dibandingkan empat tahun terakhir era Barack Obama yang hanya naik 8,52%.
Secara otomatis, jika barang yang diekspor Indonesia ke China, AS, maupun negara lainnya menjadi lebih mahal dari saat ini, maka barang-barang Indonesia berpotensi tidak laku di pasar internasional dan salah satu caranya untuk mengantisipasi hal ini yakni dengan mendevaluasi nilai tukar rupiah.
Apabila hal tersebut dilakukan, maka perusahaan-perusahaan di Indonesia yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS akan semakin terbebani dan memperburuk neraca keuangan perusahaan.
Oleh karena itu pula, banyak orang yang memburu emas. Salah satunya, ketika ada penemuan emas skala besar terjadi di dekat Jakarta.
Sejarah mencatat bahwa penemuan emas besar-besaran di Jakarta menghasilkan total 30 ribu ton emas. Temuan ini tidak hanya membawa “durian runtuh”, tetapi juga menjadi tonggak penting yang membuka era baru dalam industri pertambangan emas nasional.
Awalnya, sudah sejak lama pemerintah kolonial mendengar desas-desus tentang wilayah sumber emas di Selatan Batavia (kini Jakarta) bernama Cikotok yang berada di wilayah administrasi Banten. Jika dihitung, Cikotok cukup dekat dari pusat kota Batavia. Hanya 200 Km.
Kabar ini jelas membuat orang terbelalak sebab akan sangat menguntungkan. Maka, agar tidak dianggap khayalan, pemerintah melakukan penelitian geologi yang dipimpin peneliti Belanda, W.F.F Oppenoorth.
Sejak 1919, Oppenoorth dan tim berangkat dari Sukabumi untuk menyusuri hutan Jawa hingga ke titik yang dianggap sumber emas. Penyusuran juga dibarengi pembukaan jalan dan terowongan seandainya tambang emas bisa dilakukan.
Singkat cerita, penelitian Oppenoorth membuahkan hasil. Ternyata benar, di daerah Cikotok terdapat sumber emas yang sangat melimpah. Hanya saja, penambangan tidak mudah dilakukan. Pemerintah harus membabat hutan dan membuka banyak terowongan baru.
Pada 1928, total ada 25 terowongan sukses dibangun. Ini membelah perbukitan terjal, dataran tinggi, dan lembah sempit.
“Sebanyak kurang lebih 25 terowongan kini telah dibangun, hanya sebagian yang memiliki kedalaman tidak lebih dari 135 meter,” tulis harian Sumatra-bode (2 Maret 1928).
Biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Tercatat, pemerintah mengeluarkan 80.000 gulden atau setara miliaran rupiah per tahun.
Namun, pengeluaran terbukti sebanding dengan hasil yang diterima. Sampai akhirnya, pada Maret 1928, rumor emas yang selama ini beredar berhasil terbongkar. Di Cikotok berhasil ditemukan 30 ribu ton emas tersembunyi di bawah tanah.
“Hingga saat ini ditemukan emas sebesar 30.000 ton dari Cikotok,” tulis Sumatra-bode.
Jika dikonversikan pada masa sekarang, maka temuan tersebut setara Rp30 kuadriliun (1 gram: Rp1 juta). Sejak temuan tersebut, praktis satu Indonesia dibuat geger sebab pemerintah akan mendapat keuntungan melimpah. Setelahnya, pemerintah kolonial memberikan hak operasional kepada NV Mijnbouw Maatchappij Zuid Bantam.
Dari sini, penambangan emas dilakukan secara masif. Jalur pengangkutan tambang pun tak hanya diakses dari Sukabumi. Menurut harian de Indische Courant (25 Juli 1939), pemerintah kolonial membangun akses baru dari Rangkasbitung dan Pelabuhan Ratu.
Selain itu dibangun pula pabrik berkapasitas 20 ton per hari. Hanya saja, pabrik tersebut tak bisa menampung semua hasil eksploitasi emas saking banyaknya. Bahkan, selama pekerjaan pun, para kuli sering menemukan emas dengan berat bervariasi.
“Selama pekerjaan, sering ditemukan emas dengan berat beragam. Paling tinggi mencapai 126 gram,” tulis de Indische Courant (25 Juli 1939).
Pada 1933, penambangan emas sudah memberikan catatan baik. Tercatat ada 400 Km2 wilayah penambangan di Cikotok. Emas pun bisa diraih hanya dengan menggali 50 meter. Bahkan, pemerintah bisa mendapat emas jauh lebih besar.
“Jumlah emas yang terungkap dari eksplorasi berjumlah lebih dari 61.000 ton emas dengan nilai 3,68 miliar gulden,” tulis de Locomotief (29 Maret 1933).
Meski begitu, banyaknya emas hanya menguntungkan satu pihak saja, yakni pemerintah kolonial. Mereka makin kaya raya. Sementara, penduduk pribumi sama sekali tak mendapat keuntungan dan kesejahteraan dari penambangan emas, sekalipun pemerintah kolonial menjanjikan kesejahteraan bagi pribumi.
Singkat cerita, sumber emas Cikotok menjadi penambangan emas terbesar yang pernah dimiliki pemerintah kolonial hingga berlanjut ke pemerintah Republik Indonesia. Pada era kemerdekaan, tambang emas Cikotok diambil alih NV Perusahaan Pembangunan Pertambangan dan kemudian diteruskan PT. Aneka Tambang pada 1974.
Riwayat tambang emas Cikotok harus berakhir pada 2005 karena kandungan emasnya habis. Meski habis, kejayaan tambang emas Cikotok diteruskan oleh tambang emas yang lebih besar, yakni Freeport di Papua.
Kebijakan tarif impor Trump menciptakan kontroversi, ada yang setuju dengan keyakinan bahwa ekonomi AS akan tumbuh lebih agresif. Akan tetapi para ekonom memperkirakan tindakan seperti itu dapat menimbulkan dampak langsung yang menghancurkan pada ekonomi Kanada, sekaligus menyebabkan harga-harga naik bagi warga Amerika.
Pasalnya, Mexico, Kanada, dan China adalah negara importir terbesar AS. Ketiganya berkontribusi terhadap sekitar 40% total impor AS. Mexico berkontribusi terhadap 15,65 impor AS pada 2024, China 13,5%, dan Kanada 12,6%.
Melansir TaxFoundation.org, kebijakan ini diperkirakan akan membuat ekonomi AS menyusut.
“Kami memperkirakan tarif 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko serta tarif 10 persen terhadap Tiongkok yang diusulkan untuk mulai berlaku paling cepat pada tanggal 1 Februari 2025 akan menyusutkan output ekonomi sebesar 0,4%,” ungkap taxfoundation,org dalam risetnya.
Mereka juga memperkirakan akan ada peningkatan pajak sebesar US$ 1,2 triliun antara 2025 sampai 2034 yang salah satunya disebabkan oleh peningkatan tarif impor.
“Tarif di Kanada dan Meksiko saja akan meningkatkan pajak sebesar $958 miliar antara tahun 2025 dan 2034 secara konvensional, yang berarti kenaikan pajak rata-rata lebih dari $670 per rumah tangga AS pada tahun 2025.”
Taxfoundation.org membuat dua skenario ekonomi setelah adanya kenaikan tarif Trump. Untuk skenario pertama, memodelkan tarif universal sebesar 20% dan tarif tambahan sebesar 50% terhadap China untuk mencapai 60%. Kami memperkirakan skenario 1 akan mengurangi output ekonomi jangka panjang sebesar 1,3 persen sebelum adanya pembalasan dari pihak asing.
Untuk skenario 2, \memodelkan tarif sebesar 25% pada semua impor dari Kanada dan Meksiko dan tarif sebesar 10% pada semua impor dari China yang diancam akan diberlakukan oleh Presiden Trump paling cepat pada tanggal 1 Februari 2025.
Perkiraan skenario 2 akan mengurangi output ekonomi jangka panjang sebesar 0,4%(0,3% dari tarif pada Kanada dan Meksiko dan 0,1% dari tarif pada China) sebelum adanya pembalasan tarif.
Jika diberlakukan secara permanen, diperkirakan Skenario 1 akan meningkatkan pendapatan pajak federal sebesar US$3,8 triliun (US$3,1 triliun secara dinamis sebelum pembalasan) dari tahun 2025 hingga 2034.
Jika diberlakukan secara permanen, diperkirakan tarif Skenario 2 sebesar 25% terhadap Kanada dan Meksiko ditambah tarif sebesar 10% terhadap China akan meningkatkan pendapatan pajak federal sebesar US$1,2 triliun (US$1,0 triliun secara dinamis sebelum pembalasan) dari 2025 hingga 2034, yang berarti kenaikan pajak rata-rata lebih dari US$830 per rumah tangga AS pada 2025.
Tarif terhadap Kanada dan Meksiko saja akan meningkatkan pajak sebesar US$958 miliar antara 2025 dan 2034 secara konvensional, yang berarti kenaikan pajak rata-rata lebih dari US$670 per rumah tangga AS pada 2025.
Corporate Secretary PIS, Muhammad Baron mengatakan, saat ini PIS telah menjadi anggota IMEC pertama dari Indonesia. Hal ini adalah langkah untuk membangun hubungan lebih kuat dengan pemangku kepentingan internasional.
“Kolaborasi kami dengan IMEC memungkinkan PIS untuk tetap unggul menghadapi tren yang terus berkembang, memastikan kami terus memimpin dalam keunggulan operasional, keselamatan, dan keberlanjutan di industri pelayaran,” ujar Baron dalam keterangan resmi, Jumat (31/1/2025).
International Maritime Employers’ Council (IMEC) adalah organisasi global terkemuka yang mewakili kepentingan pengusaha maritim. Dengan anggota yang mencakup pemilik kapal, operator, dan perusahaan ship management terkemuka di seluruh dunia, IMEC berperan penting dalam menangani tantangan tenaga kerja (Awak Kapal), mempromosikan praktik terbaik, membangun kapabilitas, dan merumuskan kebijakan yang berdampak pada sektor maritim.
Organisasi ini bekerja sama dengan badan internasional seperti International Labour Organization (ILO) dan International Maritime Organization (IMO) untuk mendorong praktik kerja yang berkelanjutan dan adil di sektor pelayaran.
Baron menjelaskan, keanggotaan ini menegaskan komitmen PIS untuk selaras dengan standar internasional sekaligus berkontribusi dalam diskusi global terkait keunggulan tenaga kerja maritim (Awak Kapal), keberlanjutan operasional, dan inovasi.
Sebagai langkah awal kolaborasi, PIS telah menggelar diskusi bersama IMEC pada Januari ini. Diskusi mencakup topik penting seperti digitalisasi manajemen awak kapal, standar pelatihan, dan keberlanjutan lingkungan. Kedua pihak sepakat untuk berkomitmen bersama dalam mengurangi jejak karbon industri maritim dan meningkatkan praktik global di sektor pelayaran.
Peningkatan kapasitas pelaut juga dilakukan dengan ekspansi bisnis ke pasar internasional dengan mengoptimalkan armada kapal modern dan ramah lingkungan. Langkah ini tidak hanya memperluas jaringan bisnis perusahaan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi pelaut Indonesia untuk mengasah kompetensi mereka di tingkat global. Dengan bergabungnya PIS dalam operasional pelayaran internasional, pelaut Indonesia kini memiliki platform untuk menunjukkan kemampuan mereka yang setara dengan standar internasional.
Kini, armada PIS dapat berlayar ke 65 rute internasional. Pembukaan rute ini tidak hanya meningkatkan efisiensi logistik, tetapi juga menjadi ajang pembuktian kapabilitas bagi pelaut Indonesia untuk memahami dinamika pelayaran internasional.
“Jika menilik suplai pelaut dunia, Indonesia masuk dalam 5 besar bersama dengan Filipina, China, India. Hal ini merupakan suatu potensi yang perlu dimaksimalkan. Melalui ekspansi bisnis internasional, pembukaan rute baru, dan peremajaan kapal, kami ingin memberikan kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya,” tambah Baron.
PIS juga terus berkolaborasi dengan berbagai institusi pendidikan dan pelatihan maritim untuk memastikan bahwa pelaut Indonesia mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan standar internasional. Program-program pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi teknis, keselamatan, dan kepemimpinan para pelaut, sehingga mereka siap bersaing menghadapi tantangan di industri maritim global.
“Dengan jajaran armada yang mumpuni dan pelaut andal, kami telah berhasil memenuhi standar pelayaran internasional seperti US Coast Guard. Ke depannya kami berharap akan terus mendukung pelaut-pelaut Indonesia untuk bersaing di tingkat global,” tutup Baron.
Dalam wawancara dengan surat kabar Inggris The Times, maestro teknologi itu mengatakan bahwa perceraian adalah kesalahan terbesarnya.
“Itu adalah kesalahan yang paling saya sesali.” kata Bill Gates dikutip NBC News, Kamis (30/1/2025).
“Ketika Melinda dan saya bertemu, saya sudah cukup sukses tetapi tidak terlalu sukses dan itu terjadi selama kami bersama. Jadi, dia membantu saya melewati banyak hal,” paparnya.
Pasangan itu mengumumkan bahwa mereka bercerai pada 2021. Keduanya mengatakan bahwa hubungan mereka sudah tidak dapat lagi untuk diperbaiki.
Saat menjadi bintang tamu acara “TODAY” NBC News ia mengatakan bahwa perceraian itu merupakan hal yang menyedihkan.
“Saya bertanggung jawab karena telah menyebabkan banyak kesedihan bagi keluarga saya. Itu adalah tahun yang sulit. Saya merasa senang bahwa kita semua kini melangkah maju,” ungkap Gates.
Bill dan Melinda awalnya tetap bekerja bersama di The Gates Foundation, salah satu organisasi filantropi swasta terbesar di dunia. Pada saat perceraian, pasangan itu mengatakan mereka akan menjalankan organisasi tersebut selama dua tahun.
Jika hal itu menjadi masalah, Melinda akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil ketua dan wali amanat setelah periode dua tahun tersebut berakhir.
Kemudian, Melinda mengajukan pengunduran dirinya tahun lalu, sebuah keputusan yang menurut Bill Gates membuat dia kecewa. Meskipun perceraian itu menyedihkan bagi mereka berdua, berdasarkan wawancara Gates dengan The Times of London, tampaknya mereka tetap menjalin hubungan baik.
“Melinda dan saya masih bertemu karena kami memiliki tiga anak dan dua cucu, jadi ada acara keluarga. Anak-anak baik-baik saja,” ujar Gates.
Ketika ditanya apakah ia memiliki penyesalan selain berakhirnya pernikahan, Bill pun menjawab, ada yang lain, tetapi tidak ada yang penting.
Seperti halnya yang dilakukan pasangan suami-istri (pasutri) asal Belanda yang hidup di Jakarta era 1910-an ketika masih dinamai Batavia. Mereka mampu hidup mewah dengan uang hasil curian di bank senilai Rp 87 miliar.
Orang Belanda itu bernama A.M Sonneveld dan istrinya yang terkenal kaya raya. Hampir setiap malam pasangan itu bolak-balik tempat hiburan malam di pusat kota bernama Societeit Harmoni. Di sana keduanya berpesta dan menikmati sajian mahal tanpa peduli berapa uang yang dihabiskan.
Tiap kali, Sonneveled foya-foya dan hidup mewah, tak ada satupun orang curiga. Sebab, yang orang tahu dia memang orang yang tajir melintir.
Ketika tiba di Batavia, Sonneveld pernah menjadi perwira KNIL alias Tentara Hindia Belanda. Berbagai penugasan dilakukan hingga berhasil penghargaan dari Ratu Belanda.
Setelah pensiun dini, dia lanjut bekerja di bank swasta terbesar, yakni Nederlandsch Indie Escompto Maatschappij. Di sana, dia bertugas sebagai kepala bagian yang mengurusi uang nasabah. Praktis gajinya pun cukup besar.
Atas riwayat pekerjaan demikian semua orang tak menaruh rasa curiga sedikitpun terkait asal-usul kekayaan Sonneveld. Sampai akhirnya, sikap tersebut berubah usai banyak orang membaca pemberitaan media pada awal September 1913.
Di awal bulan September mayoritas koran-koran di Hindia Belanda melaporkan tindakan melanggar hukum pegawai bank di Batavia. Setelah dibaca tuntas pegawai bank tersebut bernama A.M Sonneveld.
Harian Deli Courant (5 September 1913), misalnya, menulis kalau pria berusia 45 tahun itu terbukti melakukan pencurian uang nasabah sebesar 122 ribu gulden.
Pembuktian terjadi usai pihak Bank Escompto melakukan investigasi internal terkait transaksi mencurigakan. Dari sini kemudian diketahui, Sonneveld melakukan “permainan kotor.”
Pada 1913, 122 ribu gulden bisa membeli 73 Kg emas sebab diketahui harganya per gram mencapai 1,67 gulden. Artinya, jika dikonversikan ke masa sekarang, maka 73 Kg emas setara Rp87 miliar (1 gram emas: Rp1,2 juta).
Pada sisi lain, Sonneveld ternyata sudah tahu cara kotornya mulai diketahui pihak bank. Maka, jauh sebelum ditetapkan tersangka, dia dan istri sudah kabur terlebih dahulu ke luar kota. Polisi lantas menetapkan keduanya sebagai buronan dan menyebarluaskan deskripsi fisiknya di banyak koran dan tempat.
Laporan de Sumatra Post (6 September 1913) mewartakan secara detail ciri fisik Sonneveld, yakni berkulit coklat, berdarah Belanda, ada bekas luka di pipi kanan dan lutut, dan berusia 45 tahun.
Beruntung, penyebaran informasi berhasil membawa titik terang pelarian pasangan suami istri tersebut. Diketahui, dia ternyata pergi ke Bandung menggunakan kereta api dari Meester Cornelis (kini Jatinegara).
“Polisi mendeteksi dia menyewa mobil dari Meester Cornelis dan pergi ke hotel di Bandung,” tulis pewarta Deli Courant.
Di Bandung, keduanya tak diam dan melanjutkan perjalanan lagi ke Surabaya menggunakan kereta api. Harian Bataviaasch Nieuwsblad (7 September 1913) melaporkan, selama perjalanan kereta api, Sonneveld sempat bertemu seorang teman yang bertanya tujuan perjalanannya.
Kepada teman, buronan dari Batavia itu bilang akan pergi ke Hong Kong setibanya di Surabaya. Dalihnya, perjalanan dilakukan untuk studi banding ke Bank Escompto cabang Hong Kong. Meski begitu, temannya tahu bahwa itu hanya bualan semata.
Maka, dia melaporkan cerita ini ke polisi. Alhasil, kepolisian Hindia Belanda bergegas menghubungi polisi Hong Kong. Akhirnya, perjalanan Sonneveld dan istri pun berakhir.
Belum lama menginjakkan kaki di daratan Hong Kong, keduanya langsung diciduk polisi dan diekstradisi ke Hindia Belanda. Disita pula tas berisi sisa-sisa uang pencurian.
Sesampainya di Indonesia, keduanya langsung diadili. Di pengadilan, Sonneveld mengaku melakukan pencurian uang nasabah untuk memenuhi hasrat hidup mewah. Begitu pula istrinya yang mengetahui tindakan suami dan berupaya menutupi.
Sonneveld lantas dihukum 5 tahun penjara. Sementara sang harus berada di hotel prodeo selama 3 bulan. Kasus Sonneveld kemudian tercatat dalam sejarah sebagai pencurian terbesar di tahun 1910-an.
Di era sekarang, aksi perampokan makin banyak modusnya. Oknum jahat kian mudah membobol rekening bank melalui platform online. Untuk itu, masyarakat perlu terus waspada agar tidak jadi korban.
Lantas apakah hujan di saat Imlek adalah kebetulan, pertanda, atau memang ada penjelasannya?
Sebab, hujan di saat Tahun Baru Imlek diyakini akan membawa keberkahan dan keberuntungan yang melimpah.
Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Ida Pramuwardani menyampaikan tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan, hujan saat Imlek berkaitan dengan perayaan Tahun Baru itu sendiri. Dia menerangkan, hujan yang turun saat Tahun Baru Imlek terjadi karena perayaan ini memang bertepatan dengan musim hujan di Indonesia.
“Pada bulan-bulan tersebut, Indonesia berada dalam puncak musim hujan, yang biasanya ditandai dengan curah hujan yang cukup tinggi,” ujar Ida.
Dia menjelaskan, hujan di Januari-Februari disebabkan karena pola angin Monsun Asia yang membawa udara basah dari Benua Asia dan Samudera Pasifik ke wilayah Indonesia melalui angin baratan.
Angin Monsun Asia adalah angin yang bertiup dari arah barat menuju timur, dari Benua Asia bertekanan tinggi ke Benua Australia bertekanan rendah.
“Oleh karena itu, meskipun Imlek sendiri tidak memengaruhi cuaca, potensi hujan di Indonesia saat perayaan tersebut cukup tinggi, mengingat periode tersebut memang berada di tengah musim hujan,” terang Ida.
Hal ini memperkuat pernyataan Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Guswanto. Dia mengatakan, sistem penanggalan Imlek menggunakan kalender lunar-solar, yakni menggabungkan antara kalender Matahari dan Bulan.
Penggabungan kalender ini membuat perayaan Tahun Baru Imlek selalu jatuh bertepatan di bulan Januari-Februari. Di saat bersamaan, pada bulan-bulan sebagian wilayah Indonesia tengah mengalami puncak musim hujan.
Hujan Saat Imlek Hanya Terjadi di Indonesia?
Sementara menurut beberapa tokoh Tionghoa, hujan di Tahun Baru Imlek kemungkinan hanya terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, mengaitkan hujan sebagai pertanda keberkahan jika turun di Tahun Baru Imlek merupakan kearifan lokal Tanah Air.
Di negara lain seperti China dan mayoritas negara di Eropa tidak memiliki musim hujan. Di belahan dunia itu, perayaan Tahun Baru Imlek justru sedang turun salju.
Masyarakat Tionghoa mengartikan hujan bukan menjadi sebuah rintangan di saat Imlek. Imlek di Indonesia memang jatuh bertepatan dengan cuaca di Indonesia yang sedang memasuki musim penghujan.
Mereka percaya jika hujan saat Imlek dapat membawa keberuntungan dan kemakmuran. Warga Tionghoa meyakini semakin banyak hujan turun, maka semakin banyak keberuntungan yang akan mereka dapatkan.
Hal ini merupakan pertanda baik untuk mengawali Tahun Baru Imlek. Dengan demikian, hujan saat Imlek bagi masyarakat Tionghoa adalah pembawa keberkahan bagi hidup mereka.
Prediksi Cuaca Saat Perayaan Imlek
Lalu bagaimana prediksi BMKG dengan kondisi cuaca di saat Imlek di Indonesia tahun ini?
BMKG telah merilis prospek cuaca mingguan di sejumlah wilayah Indonesia yang bertepatan pada rentang tanggal merah tersebut.
Menurut laporan BMKG, prakiraan cuaca pada periode 25-30 Januari 2025 di Indonesia akan diguyur hujan ringan. Sementara, hujan dengan intensitas sedang-kencang akan terjadi di sejumlah wilayah lainnya.
Berikut prediksi cuaca pada periode 25-30 Januari 2025 menurut BMKG:
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan hujan lebat disertai petir. Jalan licin juga perlu diwaspadai sepanjang musim hujan yang masih mengguyur RI.
Siap siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan longsor juga perlu diwaspadai lantaran bisa terjadi kapan saja.
Presiden RI Prabowo Subianto melakukan pernyataan pers bersama dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Menara Kembar Petronas, Kuala Lumpur City Centre (KLCC), Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (27/1/2025).
Dalam pernyataan pers bersama dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Prabowo sepakat untuk meningkatkan kerja sama dengan Malaysia yang juga menjadi penghasil minyak sawit terbesar di dunia.
“Semua bidang kita sudah sepakat untuk meningkatkan kerja sama. Kita juga produsen kelapa sawit terbesar antara Indonesia dan Malaysia. Mungkin kita (Indonesia dan Malaysia) produksi 80 persen produksi di seluruh dunia,” kata Prabowo usai pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Menara Kembar Petronas, Kuala Lumpur City Centre (KLCC), Kuala Lumpur, Malaysia, Senin.
Presiden Prabowo menekankan bahwa kelapa sawit menjadi komoditas yang sangat penting dan diperlukan oleh sejumlah negara, seperti Mesir, India dan Pakistan.
Oleh karena itu, Prabowo mengapresiasi dukungan Malaysia untuk Indonesia sebagai negara sesama produsen minyak sawit terbesar di dunia.
“Saya kira bisa berbuat banyak yang baik. Dan terima kasih sokongan dari Malaysia terus dalam hal-hal ini. Saya kira itu yang penting,” kata Prabowo.
Hal itu berkaitan dengan komoditas minyak sawit yang dinilai mendapat diskriminasi dari Uni Eropa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Indonesia dan Malaysia sebelumnya sepakat untuk satu suara soal implementasi Undang-Undang Anti Deforestasi Uni Eropa atau European Union Deforestation Regulation (EUDR) yang dinilai mengekang kedua negara selaku produsen minyak kelapa sawit mentah (CPO).
Kedua negara memiliki pandangan dan menyuarakan hal yang sama tentang Undang-Undang Anti Deforestasi yang dinilai hanya mendukung produk minyak nabati di pasar Eropa.
Malaysia juga diketahui memenangkan gugatan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) melawan tindakan diskriminasi Uni Eropa (UE) terhadap produk biofuel dari minyak sawit.
Tangkapan layar – Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Philips Jusario Vermonte saat menghadiri rilis survei yang dilakukan secara daring dan disaksikan dari Jakarta, Senin (27/1/2025)
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Philips Jusario Vermonte menganggap hasil survei mengenai 100 hari kerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sebagai kabar baik.
Philips menyampaikan pernyataan tersebut untuk merespons hasil survei Lembaga survei Indikator Politik Indonesia yang disampaikan pada hari Senin ini, dan menyatakan kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Prabowo mencapai 79,3 persen.
“Presiden dan juga Kabinet Merah Putih menyatakan apresiasi terhadap masyarakat yang memberi penilaian baik sekali terhadap hal-hal yang telah dilakukan dalam 3 bulan pertama masa pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran Rakabuming Raka,” kata Philips saat menghadiri rilis survei yang dilakukan secara daring dan disaksikan dari Jakarta, Senin.
Akan tetapi, dia mengatakan bahwa hasil survei yang dilakukan publik, termasuk oleh Indikator, menjadi peringatan bagi pemerintahan Presiden Prabowo dan jajarannya.
“Walaupun itu adalah hasil yang baik, peringatan karena di dalamnya terdapat harapan publik yang tinggi,” jelasnya.
Terlebih, kata dia, dari segi umur, gender, wilayah, bahkan pilihan politik pada Pemilu 2024 menyatakan kepuasan terhadap 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo.
Sebelumnya, Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada periode 16—21 Januari 2025. Populasi survei merupakan seluruh warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum, yakni berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan
Sampel survei dipilih melalui metode multistage random sampling sebanyak 1.220 responden, terdiri atas 49,9 persen laki-laki dan 50,1 persen perempuan. Sementara itu, toleransi kesalahan survei diperkirakan kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan asumsi simple random sampling.