
Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar diskusi kelompok terpumpun dengan para tokoh budaya, akademisi, dan praktisi kebudayaan terkait program pembentukan museum tematik guna mendukung pemajuan kebudayaan di provinsi itu.
“Inisiasi museum tematik untuk memberikan pendekatan yang lebih kontekstual dan relevan, baik bagi generasi muda maupun wisatawan dalam memahami nilai-nilai budaya lokal,” kata Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam di Mataram, Senin.
Diskusi kelompok terpumpun tersebut menghadirkan tiga narasumber, yakni Emeritus Curator of Southeast Asian Art and Material Culture, Museum & Art Gallery of the Northern Territory, Australia, James Bennett, Antropologi Budaya UIN Mataram Saleh Ending, dan Tim Percepatan Pembangunan NTB Chairul Mahsul.
Para peserta diskusi sepakat dengan pembentukan museum tematik. Tema besar yang diusulkan untuk museum tematik adalah tentang sejarah dan budaya yang diisi oleh beberapa koleksi (kain, senjata, dan manuskrip) yang menggambarkan letusan Gunung Samalas, Gunung Rinjani, dan Gunung Tambora.
Nuralam mengatakan keberadaan museum hari ini tidak lagi sekadar menjadi tempat menyimpan benda bersejarah, melainkan harus mampu menjadi ruang yang hidup dan interaktif.
Menurutnya, museum tematik yang mengangkat tema tertentu dapat membawa museum menjadi lebih dekat kepada masyarakat dengan membangun kembali ingatan kolektif tentang sejarah dan kebudayaan lokal.
“Museum tematik merupakan salah satu solusi untuk menjawab tantangan zaman, terutama dalam menyampaikan narasi budaya yang lebih spesifik, interaktif, dan relevan dengan generasi muda,” ucap Nuralam.
Lebih lanjut, dia menyampaikan inisiatif pembentukan museum tematik dapat menjadi motor penggerak pemajuan kebudayaan yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi Nusa Tenggara Barat sebagai laboratorium kebudayaan maritim, agraris, dan spiritual di wilayah timur Indonesia.
Hasil diskusi kelompok terpumpun kemudian dijadikan sebagai bahan kajian lanjutan yang kelak diterjemahkan ke dalam rencana aksi pembangunan museum tematik di Nusa Tenggara Barat.
Tim Percepatan Pembangunan NTB Chairul Mahsul memaparkan Pemerintah Provinsi NTB menargetkan pembentukan dua hingga tiga museum tematik dalam lima tahun ke depan sebagai bagian dari upaya diversifikasi destinasi budaya dan penguatan ekosistem kebudayaan lokal.
Gagasan museum tematik telah tertuang secara konkret dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Nusa Tenggara Barat 2025-2029 sebagai langkah strategis pembangunan sektor kebudayaan.
“Konsep diversifikasi museum bukan sekadar wacana, melainkan telah menjadi bagian dari agenda pembangunan daerah lima tahun ke depan,” kata Chairul.
Pada Maret 2025, Museum NTB sempat menggulirkan rencana pembentukan museum tematik sebagai salah satu cara untuk meningkatkan informasi hasil pengelolaan koleksi kepada masyarakat.