
Sinyal pelemahan daya beli masyarakat Indonesia semakin terlihat. Hal tersebut seperti yang sedang terjadi di sektor otomotif. Adapun, kondisi ini membuat para pelaku usaha perusahaan pembiayaan atau multifinance mulai mengalihkan fokus dari pembiayaan kendaraan bermotor baru ke sektor lain akibat menurunnya penjualan mobil di awal tahun 2025.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil nasional pada Januari 2025 tercatat hanya mencapai 61.849 unit. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 7.909 unit atau sekitar 11,33%.
Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan, perusahaan multifinance mulai mengalihkan fokus bisnis ke pembiayaan dana tunai di tengah lesunya penjualan kendaraan sejak tahun lalu.
“Pinjaman dana ini yang boleh kita kenal dana tunai. Dana tunai itu untuk kebutuhan masyarakat karena kan sekarang dananya juga terbatas. Mungkin ada kebutuhan-kebutuhan di mana dia juga sudah lunas pinjamannya, (menjaminkan) Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman,” ungkap Suwandi kepada CNBC Indonesia, dikutip Minggu (16/2/2025).
Ia menegaskan, pembiayaan dana tunai ini tidak hanya diperuntukkan bagi kebutuhan konsumtif tetapi juga produktif. Dengan adanya aturan baru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pinjaman dana tunai untuk sektor produktif dapat mencapai Rp10 miliar sementara konsumtif maksimal sebesar Rp500 juta.
Sebelumnya, Suwandi tak menampik bahwa pembiayaan kendaraan baru pada Januari 2025 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penyebab utama penurunan ini akibat banyak masyarakat yang menunda pembelian atau malah sudah membeli kendaraan lebih awal pada Desember 2024 akibat adanya prediksi kenaikan harga mobil akibat opsen pajak baru dan perubahan tarif pokok pajak kendaraan bermotor (PKB) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) di tahun 2025.
“Nah, tapi kan ternyata tidak terjadi. Karena juga Gaikindo melobi Menteri Dalam Negeri terkait dengan pajak opsennya. Ini juga ada urusannya dengan pajak STNK, dimana pemerintah daerah melalui gubernur-gubernurnya juga disampaikan bahwa jangan sampai ada kenaikan yang cukup tinggi,” ujarnya.
Diketahui, penjualan mobil nasional tengah berada dalam tren penurunan. Sepanjang tahun 2024 lalu, penjualan mobil nasional ambruk dari tahun 2023 yang mencapai 1,1 juta unit jadi hanya 865 ribu unit.
Sementara pada Januari 2024 lalu, penjualan mobil nasional secara wholesales turun dari 94.270 unit di Januari 2023 menjadi hanya sebanyak 69.619 unit. Ada penurunan 24.651 unit atau 35,40%.